Breaking News

SMA Negeri 1 Seteluk Salah Satu SMA Terbuka di NTB, Warli Fitriwni: Saat Ini Jumlah Siswa Sekolah Terbuka Mulai Meningkat


Sumbawa Barat [Lensarepublik.com]

SMAN 1 Seteluk merupakan salah satu sekolah yang di tunjuk Dikbud NTB membuka sekolah terbuka di Kecamatan Seteluk Kabupaten Sumbawa Barat.

Sesuai dengan SK PJJ Dikbud NTB yang diterima, sekolah ini mulai mendapatkan siswa sebanyak 45 siswa anak yang putus sekolah.

Kepala SMAN 1 Seteluk Warli Fitriani saat dihubungi media, Rabu, (02/08/2023) mengatakan jumlah siswa sekolah terbuka mulai meningkat, hanya untuk kelas X tahun ini belum ada di dapodik.

"Jumlah siswa sekolah terbuka saat ini mulai meningkat dengan rincian kelas XII yang terbagi menjadi dua kelas yakni XII IPS 3 dan XII IPS 4. Kelas XII IPS 3 sebanyak 27 siswa, kelas XII IPS.4 sebanyak 26 siswa, dan kelas XI.8 sebanyak 30 siswa," tutur Warli.

Langkah-langkah yang ditempuh sekolah dalam mendapatkan siswa sekolah terbuka dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya melalui media sosial sekolah seperti, facebook, instagram, dan youtube, serta bekerjasama dengan kantor Desa Seteluk dan Poto Tano.


Dijelaskan Warli selain bekerjasama dengan kantor Desa terdekat, ia dan timnya juga melakukan kunjungan ke forum MKKS untuk disampaikan kepada siswa yang terkena DO di sekolah tersebut.

Dalam proses mengajar siswa sekolah terbuka, tim pengelola menggunakan empat tempat kegiatan belajar (TKB) yang ada di Kecamatan tersebut, yakni: Dusun Sedong, Desa Kelanir, Desa Poto Tano, Desa Tua Naga Poto Tano, dan disekolah dengan proses tatap muka dua kali sepekan, pungkasnya.

Kepala Dinas Dikbud NTB H. Aidy Furqan sebelumnya mengatakan SMA terbuka adalah emergency solution (pintu darurat) untuk mengatasi anak-anak yang drop out. Misalkan, karena faktor menikah atau dinikahi akhir berhenti sekolah dalam jangka waktu yang lama, selain itu karena faktor minimnya ekonomi.

"Faktor lainnya juga ada 12 persen karena minder dan cacat, itu dari 2.948 yang masuk sekolah sudah terinput realisasi, dan 33 persennya itu sudah bekerja (minim ekonomi), 30 persennya itu menikah diusia dini, 22 persen memilih untuk bekerja," jelas Aidy. (Red)

0 Komentar

© Copyright 2022 - Lensa Republik